Sabtu, 20 Januari 2018

Raja Ampat , Papua Barat

KepulauanRaja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung(VogelkoopPulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau WaigeoPulau MisoolPulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia Belanda.
Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.
Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Raja Ampat merupakan pulau yang berada di Papua. Keindahan alam atas dan bawah laut tempat ini telah diakui di seluruh dunia.
Raja Ampat sendiri merupakan satu pulau besar, yang di sekitarnya terdapat pulau-pulau kecil yang tak kalah cantik.
Berikut empat di antaranya:
1. Pulau Misool
Pulau Misool menjadi jalur lintasan hewan-hewan besar seperti ikan paus dan gurita. Foto dari weird-tales.com/IDN Times

Pulau Misool menjadi jalur lintasan hewan-hewan besar seperti ikan paus dan gurita. Foto dari weird-tales.com/IDN Times
Pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Seram sehingga memiliki laut lepas yang luas. Lokasi strategis ini membuat Pulau Misool menjadi jalur lintasan hewan-hewan besar seperti ikan paus dan gurita.
Air laut di pulau ini berwarna hijau toska dengan hamparan pasir putih di sekitarnya. Lingkungannya pun dipenuhi pepohonan hutan tropis dan bakau yang hijau.
Di pulau ini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari snorkeling, menyelam, berenang, atau sekedar bersantai menikmati pemandangan indah.
2. Pulau Waigeo
Pulau Waigeo juga dikenal dengan nama Amberi. Foto dari imiqbal.files/IDN Times

Pulau Waigeo juga dikenal dengan nama Amberi. Foto dari imiqbal.files/IDN Times
Pulau yang juga dikenal dengan nama Amberi ini terletak di antara Pulau Halmahera dan Pulau Papua. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang paling mudah untuk dijangkau dengan transportasi umum dibandingkan pulau di sekitar Raja Ampat lainnya.
Selain lokasi diving yang cantik, di sini pengunjung juga dapat menemukan teluk indah berdinding tebing yang menjulang. Pulau Waigeo juga memiliki hutan rimba yang luas, tetapi sebagian besar masih belum dapat diakses.
3. Pulau Batanta
Pulau Batanta menyediakan desa wisata. Foto dari triptrus/IDN Times

Pulau Batanta menyediakan desa wisata. Foto dari triptrus/IDN Times
Di pulau ini pengunjung dapat menemukan air terjun Batanta yang berada di pedalaman hutan bakau. Di belakang air terjun juga terdapat goa kecil yang hanya dapat dimasuki lima orang.
Di Pulau Batanta terdapat desa wisata Marandanweser dan Waiweser, di mana pengunjung dapat menginap dan merasakan kehidupan asli masyarakat lokal.
4. Pulau Salawati
Pulau Salawati masih belum ramai oleh turis. Foto dari rajaampatholidays/IDN Times

Pulau Salawati masih belum ramai oleh turis. Foto dari rajaampatholidays/IDN Times
Pulau Salawati belum terlalu ramai dan alamnya masih murni. Pulau ini merupakan saksi bisu terjadinya Perang Dunia II, terbukti dari peninggalan-peninggalan bunker Belanda dan Jepang yang ditemukan di pulau ini. Tak hanya itu, di pulau ini pengunjung bisa menemukan ikan pelangi salawati yang hanya ada di pulau ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo - STiPram Yogyakarta

Akademi Pariwisata Ambarrukmo disingkat AkPrAm adalah perguruan tinggi swasta di bawah naungan Yayasan Ambarrukmo yang berdiri tanggal 13...